February 25, 2013

Jangan jadi "budak" Cinta


Berbicara masalah cinta, tentu cinta adalah hal yang fitrah. Perasaan ini dominan tumbuh di kaum muda. Apa itu cinta? Saat saya bertanya, maka sederet jawaban memberikan kesimpulan cinta itu abstrak, tak mampu di definisikan secara sempurna.

Semoga berkenan menyimak sedikit celotehan saya tentang cinta. Kata yang membumi, bahkan melangit, namun absurd pemahaman.

Dasar cinta itu ada di hati dan cinta bukanlah segalanya. Ia sebagaimana bentuk emosi lainnya, takut, harap, benci, dsb. Namun, mestinya dilekatkan pada sesuatu yang lebih agung apalagi saat dilekati kata 'abadi', betapa sepantasnya bukan dijadikan sebagai tujuan, tapi sebagai bekal yang awet dalam hidup kita untuk memenuhi tugas kita di muka bumi sebagai hamba Allah dalam beribadah pada-Nya dan mengelola karunia-Nya.

Begitu banyak kisah tentang masalah percintaan ini. Paling populer diantaranya, cinta ala Laila Majnun atau Romeo Juliet.  Dua kisah yang menggambarkan 'gilalova', kegilaan akibat cinta. Mungkinkah? Tentu, sangat mungkin. Tak ada yang salah dengan cinta, namun akan menjadi rusak pemaknaannya jika ia mengikuti jejak kegilaan cinta tsb.

Cinta berjalan di hadapan kita dengan mengenakan gaun kelembutan. Tapi sebagian kita lari darinya dalam ketakutan, atau bersembunyi dalam kegelapan. Dan sebagaian yang lain mengikutinya untuk melakukan kejahatan atas nama cinta 
~Kahlil Gibran~

Love is sweet torment ~ cinta adalah siksaan yang manis. (Maria dalam novel Ayat-ayat Cinta). Maka dalam cinta ada saat menikmati kesengsaraan, galau, dan kesedihan. Namun semua itu adalah emosi. Dalam Al Quran sudah sangat jelas, selayaknya sebagai seorang mukmin mampu menaklukkan emosi.

Sejatinya, keindahan pemaknaan cinta perlu dibangun dengan pilar yang lebih rapi. Dalam filsafat nilai, ada tiga nilai kesempurnaan universal, yaitu nilai kebenaran (logika), nilai kebaikan (etika), dan nilai keindahan (estetika). Logika mesti menempati tertib pertama, karena tanpa ini, nilai kebaikan dan keindahan bisa menjadi absurd. Kalau kata ust. Salim A fillah, setidaknya akan menjadi pincang dan tak utuh karena tak menapak di atas nilai kebenaran. 

Amor vincit omnia (cinta menaklukkan segalanya), tidak!. Kita mampu menaklukan emosi kita, berarti kita mampu untuk tidak menjadi budak cinta. Mampukanlah untuk menaklukkan cinta. Sungguh, menjadikan kata cinta menjadi sebuah kekuatan bukanlah hal yang tak mungkin. Mengelolanya pada jalan ketaqwaan lah cara terbaik. Itulah namanya pilihan, karena Allah mengilhamkan kepada jiwa jalan takwa dan durhaka (QS. 91:8). Hingga pada pilihan  ini, Allah menjanjikan keindahan bagi mereka yang berhasil, yaitu surga :) (QS 79:40-41). 

Mari, mulai bangun cinta di "jalan cinta para pejuang", versi ust. Salim. Beliau menjelaskan lebih lanjut, langkah awal yang perlu dibangun adalah komitmen. Komitmen adalah ikrar kerelaan berkorban, memberi bukan meminta, berinisiatif tanpa menunggu, memahami dan bukan menuntut. Komitmen adalah ikatan kesetiaan.

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kalian yang melepas ikatan kesetiaaan dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Ia cintai, dan mereka pun mencintai-Nya (QS 5:54)

February 02, 2013

"Cinta" -- Part-4

"I love anything, moreover you -my bro and my sist-"

Begitulah kira-kira ungkapan saya bagi sobat muslim yang ada di seluruh dunia. Ikatan darah ini sudah bukan menjadi penghalang atas segala keharu-biruan. Rasa itu seperti telah menyatu. Itulah indahnya ikatan persaudaraan atas nama Islam. Indah, awesome, and great deh! Apalagi, kini saya terlahir sebagai seorang perempuan.

Alloh has created me to be a muslimah, saya sangat bersyukur, hingga perlu sujud syukur karena saya telah terlahir dalam fitrah saya sebagai seorang perempuan, perempuan muslim. Fitrah perempuan manapun yang perlu ditaati yaitu berhijab (noted: agar tidak diganggu dan agar mudah dikenali. Lengkapnya buka QS. An-Nur:31 dan QS.Al Ahzab:59).  Itulah, saya sangat senang jika kamu sobat (perempuan) bisa mengikuti fitrahmu sebagai perempuan. :)

Ini ungkapan cinta saya yang ke-EMPAT (bold lagi) :p. Saya cinta kalian saudara se-islam, especially muslimah :)

See sampai sejauh ini? saya cenderung religi ya? orang bilang orang kanan, tapi kalo kata bang ippho, yang kanan itu yang menang. Hehe  Tapi, saya g extreme kanan, yang ekstrim2 itu tetep g baik walopun dalam kebaikan. Mesti tawazun katanya. Tau tawazun? Yaa, singkatnya seimbang antara urusan dunia dan urusan akhirat. Nah, kalo cenderung kanan, maka seimbang ini punya makna dalam proporsi nya tersendiri, bukan 50:50. Seperti halnya bang Ippho menjelaskan konsep keseimbangan otak kanan dan kiri. Silahkan baca buku 7 keajaiban rezeki nya mas Ippho aja biar lebih faham. Haha *iklan. Tapi, saya g dibayar, ini penyadaran bagi kita semua loh, bahwa segala yg disebut seimbang itu butuh keadilan. G harus melulu sama, tapi ada proporsinya.

Saya sampaikan dengan lantang, shalat, puasa, zakat, berjilbab itu indah, nikmat, menyenangkan.. Semoga bisa juga dirasakan bagi saudara/i semuslimku yang belum merasakan keni'matan itu. Saya ingin mengungkapkan ini dengan sejuta kata. Alih-alih nanti disebut bu ustadzah. Tak masalah sih bagi saya, tapi masih jauh sih kalo disebut itu. (-.-)a saya hanya penerus apa-apa yang perlu saya sampaikan sobat. Ilmu yang nyangkut di batin dan otak ini perlu saya salurkan, agar kebahagiaan yang saya dapat bisa kalian rasakan juga. Itulah cinta. Tak mengerti kenapa saya harus berbuat ini, tapi ini karena cinta... #tsaah.

Saya fanatik? Tidak. Saya menghormati Anda apapun agamanya. Tapi, aturan islam itu begitu indah. Itulah sebabnya saya begitu mencintai islam :)

Peluk hangat saudari-saudari muslimahku di seluruh penjuru dunia.
Hijabku, ini pilihan. Paksaan bukan cara terbaik, tapi yakinilah aku ingin kau merasakan lezatnya santapan asa di sana. Mungkinkah engkau belum tau? atau belum faham? atau sudah tau tapi melipir ke lain pilihan. Mari, kembali ke fitrah, aku mencintaimu... :)


Jakarta, (still) in my green room ^_^d