January 02, 2015

Perbanyak amal saja :)


Apa kabar sobat reader?

G berasa kita sudah memasuki tahun 2015. Makin tua yang pasti hehee  :)

Sobat, sore ini, tepat hari kedua di tahun baru. Saya sedikit memilih beranjak sejenak dari aktivitas forecast, kerjaan rutinan kantor, (libur2 masih aja kerjaa hhee #tisumanatisu). Saya mencoba sedikit mengulas pandangan saya tentang suatu pertanyaan yang sudah cukup common yaitu memilih bekerja di sebuah perusahaan (pekerja) atau berwirausaha (pengusaha). Sekaligus memenuhi salah satu permintaan teman baik saya. Hanya saja, saya mohon maaf karena baru bisa saya bahas saat ini, padahal harusnya tahun kemarin, 2014. :'D

Bagi saya, mau jadi pekerja atau pengusaha tidak ada masalah. Pilihan keduanya sah sah saja. Bukankah yang Tuhan kita tuntut itu soal amalan kita? Bukan menyoal menjadi pekerja atau pengusaha?

Hanya memang kenapa menjadi pengusaha itu lebih memiliki peluang masuk surga lebih besar, salah satunya bisa jadi karena amalan yang lebih besar sehingga Alloh menurunkan rahmat-Nya. Semisal, peluang infaq yang lebih besar, memberikan kebahagiaan ke banyak orang karena memberikan lapangan pekerjaan lebih besar, dsb. Kita tidak bisa silau dengan hal demikian saja. Tak bisa kita pungkiri bahwa soal masuk surga/neraka itu hak prerogratif Alloh buat umatnya, semua atas dasar kasih sayang/rahmat-Nya. Nah, yang patut di garis bawahi berarti kata kasih sayang/rahmat-Nya. Bagaimana kita meraih empati-Nya agar semakin menyayangi kita? Maka ini akan menjadi dasar kita, harus beramal seperti apa agar kita disayangi-Nya.

Menyikapi hal tersebut, pembina saya di asrama waktu di kampus dulu memberi point penting dalam hal beramal. Bagi ummat muslim, jelas beliau, sah saja bekerja/beramal dimanapun selama kita ada dalam tiga koridor berikut:

1. Akidah atau keyakinan kepada Alloh swt meningkat.
2. Semakin membuat kita giat untuk beribadah.
3. Peranan dakwah, saling mengingatkan untuk melakukan hal yang benar dan mencegah hal yang keji/buruk, menjadi semakin baik.

Ketiga point di atas berkaitan erat satu sama lain.

Point pertama, soal akidah, ini menjadi hal yang sangat penting. Saat pekerjaan ataupun usaha bertentangan dengan keyakinan kepada Rabb kita, maka jelas sudah itu tidak diperbolehkan. Malah, membuat kita semakin jauh dari kasih sayang-Nya. Semisal, bikin usaha perdukunan, ato persantetan. Hehe ngeri banget. *-* Semoga kita terhindar dari segala bentuk kesyirikan ya sob.

Point kedua, ibadah. Saat akidah kita tak tergoyahkan, maka ibadah pun semakin terasa menjadi manis, menjadi suatu kebutuhan. Apa yang terlintas dalam fikiran sobat ketika saya sebut ibadah? Sholat? Puasa? Yap, cukup benar.. Tapi makna ibadah tak sesempit itu. Sebagaimana yang telah kita fahami dalam ilmu fikih, ibadah ini terbagi dua yaitu mahdhoh dan ghoir mahdhoh.. Ibadah mahdhoh ini terbagi dua lagi yaitu ibadah mahdhoh muqoyyad yaitu ibadah utama yang sudah Alloh tentukan waktu khusus dan waktu utamanya serta tata caranya. Misalnya, sholat lima waktu, puasa senin kamis atau puasa di bulan ramadhan, dsb. Yang kedua yaitu ibadah mahdhoh muthlaq, ibadah ini 'amm tidak ditentukan secara mutlak waktunya maupun caranya, jadi dapat dilaksanakan selama sesuai dengan ketentuan syara', misalnya membaca Al Quran, dzikir sebelum tidur, dsb. Sedangkan ibadah ghoir mahdhoh ini ibadah umum yang sebenarnya mubah, namun bisa bernilai ibadah tergantung maqoshid atau tujuannya. Misalnya, belajar di kelas, memberi senyuman kepada orang lain, dsb. :)
Jadi, kalau mau makin Alloh sayang sama kita, berarti kita pun harus semakin rajin ibadah dalam bentuk apapun. ^^

Nah, point ketiga ini dakwah. Serem gak denger kata dakwah? Hehe Kalo simple kata dari saya, dakwah adalah berbagi kenikmatan beribadah :)
So, sobat yang merasakan point dua tadi dengan sepenuh hati, inshaa Alloh akan merasakan manisnya hidup sekalipun dalam kondisi sulit. Hanya karena Tuhan kita telah mencurahkan rasa itu bagi hamba-Nya yang terpilih. Rasanya kurang cukup jika dinikmati sendiri sehingga dakwah, yang menjadi kata formal untuk berbagi nikmat tadi, merupakan salah satu sarana menggapai perhatian-Nya. Kita saling memberitahu bahwa itu benar atau salah dengan cara yang baik dan benar. Jadi, akan semakin banyak orang yang merasakan manisnya menjalani aktivitas baik itu, baik berwirausaha maupun menjadi pekerja karena yang diperhitungkan adalah kedekatan kita dengan Rabb kita, Alloh swt.
 
So, kapanpun, dimanapun, mau jadi apapun... Point utama umat muslim dalam beramal bukan soal jadi apa atau posisi jabatan yang mana tapi pointnya adalah beribadah, memenuhi semua yang Sang Pencipta, Alloh swt, harapkan dari kita :)

Yuk, perbanyak amal. Berlomba-lomba dalam kebaikan! :)



  (sumbe gambar: noorjehan79.blogspot.com)




Salam hangat,
Jakarta dalam gerimis,
 2 Januari 2015